CONTOH PROPOSAL PENILITIAN


BAB I
  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekarang  ini budaya barat telah banyak yang masuk ke negara kita dan budaya barat ini sangat tidak sesuai dengan budaya negara kita yang kental dengan budaya timur yang sangat menjunjung tinggi moral. Hal yang menjadi sasaran dari penyebaran budaya barat ini adalah para remaja, contoh budaya barat yang telah diamalkan oleh remaja kita seperti cara berpakaian, gaya, dan pacaran.
Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap. Di samping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal dan kejahatan seks. Sedangkan harus diakui bahwa masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat, kemampuan dan minat. 
Pada masa remaja terjadi perkembangan yang dinamis dalam kehidupan individu yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial .Perubahan fisik yang terjadi di antaranya timbul proses pematangan organ reproduksi, selain itu juga sudah terjadi perubahan psikologis. Hal ini mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku seperti mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan muncul perasaan cinta yang kemudian akan muncul dorongan seksual. Munculnya dorongan seksual karena pada masa remaja cenderung memiliki tingkat seksual yang tinggi sehubungan dengan mulai matangnya hormon seksual dan organ-organ reproduksi. Perasaan suka terhadap lawan jenis atau tertarik dengan lawan jenis merupakan proses perkembangan sosial remaja, yang sering diungkapkan dengan istilah berpacaran.
Ada beberapa definisi berpacaran yang dikemukakan oleh para tokoh perkembangan remaja mengenai berpacaran. Pacaran adalah penjajakan antar pribadi untuk saling menjalin cinta kasih. dilakukan oleh remaja memiliki arti penting bagi remaja yang berpacaran. Manfaat secara umum seseorang berpacaran adalah menikmati kebersamaan bersama orang lain
Berpacaran juga dapat melatih keterbukaan, umpan balik dan menyelesaikan konflik. Dengan berpacaran maka remaja akan mempunyai keterampilan sosial yang baik, sikap baik hati dan menyenangkan.
Fenomena perilaku pacaran di kalangan remaja sudah sangat umum. Hampir sebagian besar remaja yang sekaligus siswa ini telah dan pernah berpacaran, baik remaja kota maupun remaja desa. Hal ini dapat terlihat di salah satu media massa yang membidik anak usia sekolah menengah terkait masalah hubungan antar lawan jenis atau biasa dikenal dengan istilah pacaran.
Berpacaran dapat memberikan kontribusi positif maupun negatif bagi remaja yang berpacaran. Berpacaran dapat memberikan kontribusi positif bagi remaja yang berpacaran. Hasil positif yang didapatkan oleh remaja yang berpacaran adalah ketika mereka dihadapkan oleh suatu konflik, maka jalan untuk menyelesaikan konflik adalah dengan pengendalian diri di antara mereka. Pengendalian diri tersebut di antaranya yaitu kesabaran dan berpikir positif.
Perkembangan menuju kedewasaan memerlukan perhatian kaum pendidik secara bersungguh-sungguh. Diperlukan suatu pendekatan  terhadap  perkembangan remaja guna memperoleh data yang obyektif tentang masalah-masalahnya. Adapun pengertian pendekatan pedagogis atau pendekatan yang bersifat edukati pengertian pendekatan pedagogis atau pendekatan yang bersifat edukatif adalah sebagai berikut:
Mendidik ialah membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Berarti setiap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan agar anak dapat berdiri sendiri, dalam sikap, pendirian, kehidupan, ekonomi dan cita-cita hidup di masa depan serta anak dapat bertanggung jawab secara moral atas segala perbuatannya kepada Tuhan, dirinya, keluarga dan masyarakat.

Adanya hubungan berpacaran ini dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar di sekolah. Harapan mereka dengan berpacaran mereka dapat saling memberikan semangat dan motivasi untuk lebih giat dalam belajar, sehingga prestasi belajar mereka meningkat dan dapat membanggakan orang tua. Motivasi dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajara siswa di sekolah. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai rapornya yang bagus. Kesuksesan yang diperoleh dan ilmu pengetahuan yang didapat. Dalam kehidupan kita di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak ingin berprestasi, seandainya ada orang yang tidak ingin berprestasi,sebenarnya tidak mempunyai tujuan atau cita-cita hidup. Untuk mencapai prestasi belajar, kita perlu mengubah sikap yang tidak baik menuju pada suatu sikap dan tindakan yang lebih baik. Dalam hal ini kita perlu mempersiapkan diri dan bersedia untuk mengambil resiko demi mencapai prestasi yang cemerlang. 
Namun pada kenyataannya tidak semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Ada beberapa dari siswa yang berpacaran namun prestasi belajarnya semakin menurun. Padahal dengan berpacaran semestinya mereka dapat saling memberikan motivasi dalam belajar, saling menguatkan dengan cara bersaing dalam meningkatkan prestasi belajar masing-masing sehingga pacaran bukan sebagai penghalang atau penyebab turunnya prestasi belajar pada siswa yang berpacaran.
Pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa-siswi merupakan masalah yang menjadi sorotan bagi masyarakat atau pemerintah karena dapat menghalangi perkembangan remaja itu sendiri sebagai generasi penerus bangsa. Selain itu, para pelajar juga sudah mulai memandang sebelah mata kegiatan yang berhubungan dengan prestasi belajar mereka dan lebih mementingkan hal yang hanya membuat mereka senang saja tanpa mementingkan serta mempertimbangkan pandangan untuk masa depannya. 
Dari adanya indikasi diatas, membuat penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh berpacaran karena tidak semua siswa-siswi yang memikirkan dampak yang akan terjadi terhadap prestasi belajar di sekolah. 
 Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul PENGARUH BERPACARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 5 MERANGIN

B. Identifikasi Masalah

Ide dasar penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah berpacaran. Oleh karena itu fokus masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas XI yang menitikberatkan pada berpacaran.
Dari berbagai permasalahan yang ada dalam latar belakang masalah, dapat diidentifikasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa di kelas XI SMA N 5 MERANGIN antara lain:
1.      Pacaran sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa.
2.      Prestasi belajar siswa menurun karena berpacaran membuat lupa waktu untuk belajar 
3.      Pacaran sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai rapor di sekolah.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini antara lain:
1.      Bagaimana prestasi belajar siswa di kelas XI SMA N 5 MERANGIN?
2.      Bagaimana pengaruh berpacaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 5 MERANGIN?
3.      Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 5 MERANGIN?

D. Tujuan Penelitian

 Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti ingin memiliki tujuan yaitu sebagai  berikut:
1. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di kelas XI SMA N 5 MERANGIN
2. Untuk mengetahui pengaruh berpacaran siswa di kelas XI SMA N 5 MERANGIN
3. Untuk mendeskripsikan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 5 MERANGIN

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berupa pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pengaruh berpacaran terhadap prestasi belajar siswa SMA N 5 MERANGIN. Selain itu, dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut untuk penelitian berikutnya.


b.      Manfaat praktis
a)          Bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan positif bagi sekolah, khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 
b)         Bagi siswa yaitu dapat menjadi bahan reverensi untuk memahami dengan baik dampak positif dan dampak negatif yang diakibatkan dari pacaran yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan dapat dijadikan sebagai masukan dan pengetahuan.
c)          Bagi orang tua yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai reverensi dan pengetahuan bagaimana membimbing anaknya yang masih remaja saat berpacaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar disekolahnya tanpa mempengaruhi hubungan pacarannya.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori
Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktifitas sosial yang membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.
Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada masa remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan pada masa dewasa.
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika. 
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis). 
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.

 Pengertian Remaja
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.
Sofyan Willis (1986 : 23) mengemukakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 sampai 21 tahun, dengan pembagian pubertas antara 13 sampai 15 tahun dan fase pubertas antara 16 sampai 19 tahun. Menurut Moh. Surya (1990 : 90) bahwa masa adolesen berawal dari 13 sampai 15 tahun untuk perempuan, 15 sampai 17 tahun untuk laki-laki sedangkan masa adolesen yang sebenarnya antara 15 sampai usia 18 tahun untuk perempuan, 17 sampai 19 tahun untuk laki-laki.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pacaran adalah adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
Sedangkan pengertian remaja adalah masa peralihan individu dari usia anak-anak dengan usia dewasa dimana rata-rata usianya antara 13 sampai 19 tahun. Dalam hal ini remaja pelajar yang dimaksud penulis adalah remaja yang menjalani pendidikan lebih spesifiknya sedang duduk dibangku SMP dan SMA.
B.Hasil-hasil penelitian yang relevan
Beberapa penelitian yang  relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian Adevia Maulidya Chikmah (2013), yang berjudul ‘’ Pengaruh Perilaku Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa D-III Kebidanan Harapan Bersama Tegal Semester V Tahun 2012’’,menunjukkan bahwa untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Fenomena pacaran adalah hal yang wajar dan bukanlah hal aneh pada fase perkembangan remaja. Perilaku pacaran yang terbuka atau lebih mengarah pada hubungan seks akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi individu, seperti halnya kehamilan diluar nikah, penyakit menular seksual, beban psikis perasaan bersalah atau bahkan aborsi,serta penyalahgunaan narkoba. Pada kondisi ini tidak jarang para mahasiswa yang mengalami frustasi dan akhirnya malas belajar. Hubungan antara perilaku pacaran terhadap prestasi belajar dengan arah hubungan positif artinya semakin tidak pernah melakukan perilaku pacaran yang mengarah seksual maka semakin sedikit tinggi prestasi belajarnya. Persamaan penelitian di atas dengan proposal penulis yaitu,mencari tahu pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar .Perbedaannya adalah penelitian di atas pengaruh perilaku pacaran tehadap mahasiswa sedangkan proposal penulis terhadap siswa.
2. Hasil penelitian Wiwit indrayani (2016),yang berjudul ‘’Perilaku berpacaran pada remaja di desa Batubelah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar’’. Hasil penelitian ini bahwa pacaran  sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja berpacaran adalah peran orang tua atau masyarakat dengan media massa. Ini disebabkan karena teknologi yang semakin canggih mempermudah
mengakses internet dan komunikasi dengan pacarnya, fecebook, dan juga pengaruh globalisasi menyebabkan aksesibilitas remaja tentang perilaku berpacaran dan juga pornografi menjadi lebih mudah. Persamaan penelitian di atas dengan proposal penelitian penulis adalah pengaruh pacaran. Perbedaan penelitian di atas perilaku berpacran pada remaja di desa batubelah,sedangkan peneliti mencari pengaruh berpacaran terhadap prestasi belajar siswa.
3.Hasil penelitian Alik Bima Affriansyah (2016),yang berjudul ‘’Pengaruh Aktifitaas Pacaran Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMK Pemuda Padar Tahun Ajaran 2016/2017’’,hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian penulis yaitu,Pengaruh pacaran terhadap siswa SMA/SMK/sederejat. Perbedaannya adalah penelitian di atas pengaruh pacaran siswa kelas XI SMK Pemua Padar,sedangkan proposal penelitian penulis pengaruh pacaran siswa kelas XI SMA N 5 Merangin.

C.Kerangka Pemikiran
Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudsg bisa dilihat atau juga dilakukan oleh para remaja (siswa),secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat beroengaruh terhadap prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat belajar.
Remaja memiliki berbagai alasan kenapa mereka berpacaran diantaranya pacaran bisa meningkatkan semangat belajar,pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan atau membuat hidup lebih baik,pacaran untuk menegetahui pribadi pasangan yang dicintainya agar kalau menikah tidak perlu ragu-ragu lagi,bahkan ada yang mengakui sekedar iseng serta pacaran untuk menemukan cinta sejati.
Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun misaknya,ketika belajar seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasangannya selalu mengirim pesan kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas pesan pasangan dan melupakan waktu belajarnya,kemudian siswa yang berpacaran juga dapat membuat malas masuk sekolah di saat bertengkar dengan pasangannya atau berpisah dengan pasangannya karena malas bertemu dengannya di sekolah,mungkiin beberapa contoh tadi dapat mewakili dampak negativ yang ditimbulkan berpacaran pada saat usia remaja.
Berpacaram dapat pula membuat prestasi belajar meningkat seorang siswa meningkat dan semakin giat belajar misalnya,pada saat seorang siswa yang sedang beerpacaran meraka dapat merasa tidak ingin kalah dari pasangannya dalam hal apapun karena di saat dia kalah dari pasangannya maka dia akan meras malu dan ingin melebihi apa yang di raih pasangannya itu terutama dalam hal pelajaran. Hal tersebut juga dapat membuat mereka giat belajar,siswa yang sedang berpacaran akan selalu ingin masuk sekolah setiap hari karena ingin bertemu pasangannya.


Dari uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Rounded Rectangle: Kecerdesan (intelektual)Kerangka Pemikiran
 



 









Keterangan :

                                                                     Garis menunjukkan faktor yang tidak diteliti
                                                         Garis yang menunjukkan faktor yang diteliti

                                                                                             Garis yang menunjukkan pengaruh berpacaran terhadap prestasi belajar siswa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL INQUIRY

MAKALAH MODEL PBL (PROBLEM-BASED LEARNING)”

MAKALAH REMEDIAL